Tribratanewspoldakaltim.com, – Samarinda dibikin heboh dengan kabar penculikan anak 4 tahun hari Senin. Kejadiannya di Samarinda Seberang. Namun demikian kabar itu dipastikan hoaks.
Kabar itu beredar melalui grup WhatsApp, penculikan anak usia 4 tahun dan diturunkan di Jembatan Mahkota IV kawasan Samarinda Seberang.
Berikut isi pesan itu :
“Jln amin amin, Mangkupalas. Hampir terjadi penculikan anak usia -+4tahun. Sekitar pukul jam 12:30 siang
Anak tersebut di bawa oleh seorang perempuan Dan di ketahui oleh warga setempat.
Terjadi pengejaran oleh warga dan pelaku. Dan pada akhirnya anak tersebut di turunkan oleh pelaku di sekitaran jembatan Mahakam”
Kabar dugaan penculikan itu tidak hanya menjadi pesan berantai di grup WhatsApp Messeger, melainkan sempat mengudara di radio komunikasi relawan di Samarinda.
Diperoleh kabar anak yang diduga menjadi korban penculikan dalam sebaran pesan WhatsApp itu tinggal di rumah neneknya, di Jalan Bung Tomo RT 32 Kelurahah Sungai Keledang, Samarinda Seberang.
Arpiah, 66 tahun, nenek dari anak usia 4 tahun yang dikabarkan jadi korban penculikan itu mengatakan kabar itu hanya salah paham.
Dia bercerita, kabar itu berawal saat cucunya itu meminta uang jajan. Di rumah, kakak dari ibu cucunya itu menelpon ibu cucunya dan mengatakan anaknya hilang dibawa orang.
“Bergurau. Anak saya, kakak dari ibunya cucu saya menelpon bilang itu anakmu hilang dibawa orang,” kata Arpiah ditemui di kediamannya, Senin.
“Saya bilang jangan sembarangan ngomong begitu,” kata Arpiah merespons saat anaknya menelpon ibu dari cucunya.
Belakangan gurauan itu terbukti. Di mana, ibu dari cucunya datang menemuinya di rumah.
“Ibunya ini tinggal di Mangkupalas. Setelah ditelepon, ternyata datang menjemput. Tidak ada yang menculik, tidak ada yang membawa cucu saya ini. Bilang begitu (cucunya dibawa orang) supaya ibunya cepat datang kasih uang belanja anaknya,” Arpiah menerangkan.
Arpiah menerangkan, cucunya yang kini berusia 4 tahun itu sejak lahir tinggal bersamanya. Di usia itu, anak itu sebelumnya sempat menjadi badut anak-anak untuk mangkal di sekitar Jembatan Mahkota IV.
“Sesekali dikasih ibunya uang Rp 50 ribu. Iya, sempat kadang-kadang cari uang sendiri dengan menjadi badut atau ngamen kalau tidak dikasih uang. Tapi sejak diingatkan Satpol PP, sekarang sudah jarang sekali jadi badut lagi,” Arpiah menambahkan.
Arpiah sendiri tidak memiliki penghasilan tetap. Meski demikian, dia menampung dua cucunya.
“Jadi yang tadi kabar dijemput orang, diculik, itu tidak benar,” imbuh Arpiah.
Kabar itu sempat membuat tetangga Arpiah ramai, dan menjadi perhatian.
Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, Kepala Polresta Samarinda, mengatakan sejak awal isu penculikan adalah kabar tidak benar.
“Bahkan ada video beredar, sudah kita cek, itu juga tidak benar,” kata Ary Fadli di kantornya, Senin.
Polisi meminta sebaran informasi apabila itu benar terjadi agar segera melapor ke aparat berwenang terdekat untuk dipastikan kebenarannya.
“Sudah kita sampaikan, kalau ada kejadian, informasi, benar-benar mengalami tindak pidana segera melaporkan ke pihak berwenang. Sehingga begitu menerima laporan, langsung kita cek kebenarannya. Kalau ada benar kejadian, pasti kita tindaklanjuti dengan penyelidikan,” Ary Fadli menjelaskan.
Sebaliknya, apabila informasi itu tidak benar maupun sumber tidak jelas agar tidak diklarifikasi di media sosial atau aplikasi pesan instan seperti WhatsApp Messenger.
“Kalau tidak benar tolong tidak diklarifikasi di grup atau di media sosial. Konfirmasi langsung ke orang yang memberikan informasi itu. Fenomena sekarang adalah begitu terima informasi, lalu dikonfirmasi dengan bertanya di media sosial. Kabar di grup itu bukannya terkonfirmasi, malah menyebar luas,” demikian Ary Fadli.
Humas Polda Kaltim.