Bontang, Akhir–Akhir ini Media Indonesia dihebohkan berbagai Aksi Teror, yang masih terngiang diingatan kita Terjadinya Pembakaran Polres Dharmasraya di Sumatera Barat.
Ditambah lagi berbagai Aksi Teror dan Fitnah dari beberapa pelaku Teror yang telah dijebloskan ke Penjara, mereka membuat Gaduh dan Keributan bahkan Pengurasakan Ruang Penjara dengan modus mengatas namakan Agama dan Alquran.
Hal ini menyusul penggerebekan terduga simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Gang Yamin RT 01/06, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, belum lama ini oleh anggota detasemen khusus 88 Antiteror Mabes Polri.
“Koordinasi antara warga dan kepolisian itu penting, terutama para Ketua RT/RW/Lurah/Kepala Desa juga para Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, karena mereka yang bersentuhan langsung dengan warganya,†kata Kapolsek Bontang Utara – Polres Bontang Iptu Muklas Haryanto, Rabu ( 15/11/2017) kepada media ini.
Ia mengimbau, jika ada gerakkan atau aktifitas mencurigakan diwilayahnya dapat segera berkoordinasi dengan instansi terkait. “Bisa langsung dengan Bhabinkamtibmas dan Babinsa, atau langsung ke Polres Bontang itu segera akan kita tindaklanjuti,†ujarnya.
Memang, kata dia, untuk simpatisan atau anggota yang terindikasi terlibat jaringan ISIS sudah terpantau dari pusat. Namun, kepolisian dalam menindak gerakkan itu membutuhkan bukti kongkret. Pihaknya tidak bisa langsung menangkap terduga pelaku jika baru sebatas komunikasi singkat. “Misalnya saja, hanya menanyakan kabar (dengan teroris). Namun pusat bisa menindak jika sudah ada rencana melalui komunikasi itu, kalau cuma ahlan wasahlan, tidak bisa karena terbentur UU Teroris,†jelas dia.
“Maka dari itu, RT/RW juga harus selektif jika mendata warganya, aktifitas warga yang meresahkan, mencurigakan bisa langsung kordinasi kepada Personil Polres †tambahnya.
Sejatinya, RT/RW kata Dedi Agustono, dapat mencurigai penghuni kontrakan yang memang keadaan rumahnya tak seperti sebagaimana mestinya berumah tangga.
“Misalnya yang ngontrak sudah 3 hari pindah, namun barang–barangnya tidak ada, hanya bawa keluarga, sementara isinya hanya tikar/karpet dan baju saja, itu bisa dicurigai. Karena kebanyakan mereka seperti itu agar leluasa kabur tanpa membawa dibebankan barang bawaan,†tandasnya.
Humas Polda Kaltim