Site icon TribrataNews Polda Kaltim

Polda Kaltim Menetralisir Isu Liar Penculikan Anak di Samarinda

5d57b8fbcb3bb

Tiga hari ini beredar pesan berantai isu dugaan penculikan anak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Polisi mengingatkan agar masyarakat bijak menyebarluaskan informasi, sebelum memastikan kebenarannya.

Supriyanto, warga Mugirejo bercerita, dia memiliki dua anak bersekolah di sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama di Samarinda. Melalui Ponsel-nya, dia terkejut membaca isi dari pesan terusan yang dikirim berulang kali.

Seperti diketahui, WhatsApp telah menandai pesan terusan melalui Ponsel itu dengan penanda “forwarded many times” atau ‘diteruskan berkali-kali’ Artinya pesan itu diteruskan atau disebarkan tidak hanya sekali dua kali saja.

Supriyanto mencoba bertanya kepada wali murid atau orangtua pengirim pesan kabar upaya penculikan itu dalam percakapan grup. Maksud baik dia justru mendapat perlawanan sengit, usai mempertanyakan kebenaran informasi yang sudah dibagikan wali murid/orangtua lainnya dalam grup WhatsApp Messenger.

“Saya dibilang ‘Bapak tidak percaya‘,” kata Supriyanto. Supriyanto heran masyarakat begitu mudah menyebarluaskan informasi kabar upaya penculikan, tanpa memastikan lebih dulu kebenarannya.

“Bukan soal tidak percaya. Maksud saya, sebelum sebarluaskan informasi, pastikan dulu kebenarannya. Dari pada nanti ribut berkepanjangan di grup WhatsApp, apalagi ada guru dan juga kepala sekolah di grup itu, saya sudahi. Tidak saya tanggapi,” terang Supriyanto.

“Ya sudah jadi begini saja. Dari pada ribut, terus waspada dan jaga anak masing-masing saja,” Supriyanto menambahkan.

Isu upaya penculikan anak di Samarinda begitu liar. Sumbernya masih sama-sama tidak jelas. Dua hari ini isu itu menyebar di grup WhatsApp Messenger orangtua/wali murid di Mugirejo dan Lubuk Sawa.

“Puncaknya hari ini. Saya minta kepada yang berwenang. Apakah itu aparat keamanan, Dinas Pendidikan, atau pemerintah kota dan jajarannya, segera turun cepat menetralisir isu ini agar masyarakat tenang, tidak gegabah, tidak cemas yang tidak berdasar,” Supriyanto mengingatkan.

Isu penculikan belakangan memang bergulir liar, ditengarai usai kejadian dua anak bawah umur di Sulawesi Selatan, berhasil diamankan kepolisian. Dalam pemberitaan media, keduanya diduga melakukan penculikan anak laki-laki berusia 10 tahun dengan alasan tergiur imbalan dari jual beli organ tubuh.

Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, Kepala Polresta Samarinda terus mengingatkan agar masyarakat memastikan kebenaran informasi, seperti di WhatsApp Messenger, sebelum menyebarluaskan ulang.

“Mesti cerdas. Lebih teliti lagi. Kalau ada informasi mengalami suatu kejadian, cepat melaporkan ke pihak berwenang. Bukan malah membagikan ke orang lain yang mugkin malah dapat menimbulkan keresahan,” kata Ary Fadli.

“Kalau ada kejadian segera laporkan agar segera juga ditindaklanjuti. Jangan tidak melaporkan, tapi menyebarkan informasi atau berita yang mungkin kira-kira itu belum bisa dipastikan. Jadi, mari sama-sama menjaga dan meredam,” ujar Ary Fadli.

Ary Fadli tidak menampik, kekhawatiran masyarakat mungkin saja bersumber dari kejadian di daerah lain.

“Ada sebaran video yang sudah kami klarifikasi bahwa itu hoaks (kabar bohong). Saling mengingatkan saja, saling menjaga. Ada yang tahu sebaran informasi tidak langsung menyebarkan ulang. Jadi mungkin bisa ditanya, dicek, apakah anda sudah pastikan kebenarannya sebelum menyebarkan informasi ini dan itu,” Ary Fadli mengingatkan.

Era sebaran informasi demikian cepat, di antaranya memang melalui WhatsApp Messenger. Tidak jarang anggota grup WhatsApp menanyakan ‘apakah benar isu kejadian ini‘, ‘apakah benar isu penculikan ini’?

“Di grup WhatsApp juga demikian. Apalagi informasi itu tentu benar, jangan mengklarifikasi di grup. Tapi harus dicek dulu kebenarannya, jangan mengecek kebenarannya di grup,” Ary Fadli menerangkan.

“Karena orang di grup WhatsApp itu akan menyebarkan ulang ke grup lainnya. Begitu ditanya, kan dijawab dari grup sebelah. Begitu seterusnya,” jelas Ary Fadli.

Sampai hari ini kepolisian di Samarinda belum menerima laporan resmi dari masyarakat, warga kota Samarinda, terkait dugaan upaya penculikan. Masyarakat mesti memahami bahwa sumber informasi resmi dari pemerintah, pihak sekolah, hingga dari aparat keamanan.

“Jangan klarifikasi di grup kalau mendapatkan informasi. Tapi klarifikasi orang per orang soal kebenaran informasi yang disampaikan,” Ary Fadli kembali mengingatkan.

Exit mobile version